Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar

Komunitas Sustainable Fashion Bandung Jadi Bagian dari Pemulihan Sungai Citarum

Kalian pasti tidak asing kan dengan frasa: Bandung Kota Fashion dan/ atau Paris Van Java. Namun, apakah kalian tahu sejarah dibalik julukan tersebut?

Dulu, Bandung menjadi kota yang dipilih oleh Belanda sebagai pusat fashion di Indonesia. Nah, karena pusat fashion di Eropa adalah Kota Paris, maka Belanda menyebut Bandung sebagai Paris Van Java (Paris di Jawa). Bandung kala itu merepresentasikan kota Paris di Pulau Jawa.

Rupanya, sejarah tersebut mempengaruhi perkembangan industri fashion di Bandung hingga saat ini. Industri fashion dan tekstil sangat berkembang pesat di Bandung, hingga menyajikan rentetan brand fashion berkualitas dengan harga murah serta lapangan kerja yang luas.

Namun, limbah dari industri tekstil ini justru menjadi petaka lingkungan, khususnya limbah-limbah yang bermuara ke sungai citarum.

Limbah tekstil ini membuat Sungai Citarum resmi dilabeli sebagai sungai paling kotor di bumi nomor tiga pada tahun 2022.

Padahal, Sungai Citarum yang membentang sepanjang 300 kilometer tersebut merupakan sumber kehidupan untuk lebih dari 30 juta penduduk, termasuk 80% penduduk Jakarta.

Baca juga: 5 Tips Memilih Pakaian Traveling dengan Fashion Ramah Lingkungan


Peran Komunitas Sustainable Fashion Bandung dalam Memulihkan Sungai Citarum

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan kondisi Sungai Citarum. Salah satunya adalah program Citarum Harum.

Program ini memiliki tujuan untuk mengatasi pencemaran akibat limbah pada Sungai Citarum sebanyak 15-20% per tahun.

Nah, berbicara soal upaya, pastinya kita tidak mungkin hanya mengandalkan pemerintah saja bukan? Masyarakat juga perlu turut berpartisipasi memulihkan Citarum.


Koleksi ready to wear Hijab Mandjha Ivan Gunawan (Sumber: ayobandung.com)

Salah satu kontribusi nyata untuk pulihkan kembali Citarum, dilakukan oleh para pemilik bisnis fashion di Bandung. 

Mereka membentuk Komunitas Sustainable Fashion Bandung, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mengedukasi dan mendorong praktik fashion yang berkelanjutan di kota ini.

Komunitas ini terdiri dari desainer, produsen, dan pelaku industri fashion yang sadar akan dampak negatif limbah tekstil terhadap lingkungan. Mereka berkomitmen untuk menggunakan bahan baku ramah lingkungan, mengurangi limbah produksi, dan menerapkan proses produksi yang berkelanjutan.

Salah satu langkah yang diambil oleh Komunitas Sustainable Fashion Bandung adalah menggagas program daur ulang dan pengelolaan limbah tekstil. 

Mereka juga melakukan kampanye kepada masyarakat tentang pentingnya mendukung fashion berkelanjutan. Melalui workshop, seminar, dan acara pameran, mereka berbagi pengetahuan tentang praktik fashion yang ramah lingkungan dan memberikan informasi kepada konsumen tentang sustainable fashion baik dari segi lingkungan maupun sosial.

Contoh kolaborasi yang apik antar para pelaku bisnis fashion adalah pagelaran fashion show bertajuk Towards Sustainable Fashion yang diselenggarakan oleh 23 Paskal Shopping Center Bandung yang bekerjasama dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC). Pagelaran fashion ini diikuti oleh lebih dari 50 desainer lokal. 

Sustainable fashion bukan hanya tema event ini saja tetapi juga komitmen para pelaku bisnis fashion untuk merubah gaya hidup dan cara memproduksi pakaian agar lebih etis, memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya, dan kelestarian lingkungan.



Tidak hanya itu, Komunitas Sustainable Fashion Bandung juga menjalin kemitraan dengan komunitas tani lokal untuk mengembangkan produksi bahan baku organik. 

Mereka bekerja sama dengan petani lokal untuk menanam serat alami seperti katun organik dan rami, yang kemudian digunakan sebagai bahan baku dalam produksi fashion berkelanjutan.

Dalam beberapa tahun terakhir, upaya Komunitas Sustainable Fashion Bandung telah memberikan dampak yang positif. 

Banyak desainer lokal yang beralih ke praktik produksi yang lebih ramah lingkungan dan membentuk komunitas sustainable fashion. 

Selain itu, konsumen juga semakin sadar akan pentingnya mendukung fashion berkelanjutan. Mereka lebih cermat dalam memilih produk fashion, mencari label yang mengedepankan etika kerja, menggunakan bahan ramah lingkungan, dan mendukung upaya perlindungan lingkungan.

Meskipun masih ada banyak PR yang harus dilakukan untuk memulihkan Sungai Citarum sepenuhnya, peran Komunitas Sustainable Fashion Bandung memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik. Mereka membuktikan bahwa melalui kolaborasi dan kesadaran kolektif, kita dapat mencapai perubahan positif dalam industri fashion dan lingkungan.


Ekosistem sustainable fashion

Untuk meningkatkan pemahaman terkait sustainable fashion, kita perlu memahami unsur-unsur dari ekosistem sustainable fashion itu sendiri.

Ekosistem sustainable fashion mencakup seluruh rantai pasokan produk fashion yang berkelanjutan, mulai dari desain, produksi, distribusi, hingga konsumsi. 

Ekosistem sustainable fashion melibatkan praktik-praktik yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif industri fashion terhadap lingkungan dan sosial. Beberapa elemen dalam ekosistem sustainable fashion, adalah sebagai berikut:

  1. Desain (Perencanaan)
    Desain berkelanjutan berfokus pada pemikiran awal tentang penggunaan bahan yang ramah lingkungan, pengurangan limbah, dan siklus hidup produk yang lebih panjang. Desainer mempertimbangkan material organik, daur ulang, dan inovasi seperti tekstil terbarukan untuk menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan.

  2. Bahan Baku
    Ekosistem sustainable fashion mencakup penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, seperti serat organik: kapas organik, linen, dan rami. Selain itu, penggunaan serat daur ulang, seperti serat yang dihasilkan dari botol plastik daur ulang, juga ditingkatkan.

  3. Metode Produksi
    Proses produksi dalam ekosistem sustainable fashion melibatkan prinsip-prinsip seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan air yang efisien, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan perlindungan hak-hak pekerja di sepanjang rantai pasokan. Pabrik dan produsen berupaya memperbaiki kondisi kerja dan memastikan gaji yang adil bagi pekerja.

  4. Daur Ulang dan Penggunaan Kembali
    Salah satu pilar penting dalam ekosistem sustainable fashion adalah mempromosikan daur ulang dan penggunaan kembali produk fashion. Hal ini adalah upaya untuk memperpanjang umur pakai produk, menggalakkan perdagangan barang bekas, atau merestorasi dan mengubah pakaian lama menjadi baru.

  5. Kesadaran Konsumen
    Sebagai bagian dari ekosistem sustainable fashion, kesadaran konsumen sangat lah penting. Kesadaran konsumen misalnya seperti kebiasaan membeli produk yang berkualitas, memilih pakaian yang dibutuhkan dengan bijaksana, dan memperpanjang umur pakai produk melalui perawatan yang baik. Konsumen perlu didorong untuk mendukung merek-merek yang berkomitmen terhadap praktik berkelanjutan.

  6. Edukasi 
    Penting bagi ekosistem sustainable fashion untuk menyediakan edukasi dan meningkatkan kesadaran tentang isu-isu yang terkait dengan fashion berkelanjutan. Kampanye, acara, dan sumber daya online dapat membantu mengedukasi konsumen, perusahaan, dan pelaku industri tentang manfaat dan implikasi dari fashion berkelanjutan.

Perdalam Pengetahuan dan Informasi Seputar Sustainable Fashion bersama Laruna Indonesia Fashion Forum

Laruna Indonesia Fashion Forum adalah perusahaan media yang berspesialisasi dalam bidang fashion di Indonesia. 

Laruna menyajikan berbagai artikel yang up to date dalam perkembangan industri fashion. Salah satu rubrik yang sedang digalakkan oleh Laruna adalah rubrik sustainable fashion. Sustainable living adalah topik yang saat ini sedang sangat diperbincangkan dan diteliti di seluruh dunia, bukan hanya dalam bidang fashion saja. 

Selain itu, Laruna juga menjadi wadah bagi para penulis yang punya passion for fashion. Bagikan tulisanmu secara online dan nikmati benefit menariknya bersama Laruna dengan mendaftarkan diri pada link di bawah ini:



Sumber:

https://deskjabar.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-1135608777/bandung-kota-wisata-fashion-begini-kilas-sejarah-mengapa-disebut-paris-van-java-oleh-belanda

https://www.dw.com/id/bagaimana-industri-tekstil-membunuh-sungai-citarum/a-42795632


Komentar