Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar

Pengalaman Hasilkan 1 Juta Rupiah dalam 1 Bulan Menulis Artikel di IDN Times

Keywords: 
menghasilkan 1 juta rupiah dalam 1 bulan
sumber penghasilan sampingan
pekerjaan sampingan
penghasilan menulis artikel
menghasilkan uang dari menulis artikel online
pengalaman Menulis di IDN Times


Menghasilkan 1 juta rupiah dalam 1 bulan mungkin terkesan kecil untuk dijadikan sumber penghasilan utama. Namun, dalam konteks sumber penghasilan sampingan, menghasilkan 1 juta rupiah dalam 1 bulan sangat lumayan dan cukup membantu proses menabung bulanan, bukan?

Saya pernah berjualan sebagai reseller, di mana untung bersih saya tidak bisa mencapai 1 juta per bulan lho. Padahal item yang terjual sudah lebih dari 50 pcs. Item yang saya jual waktu itu adalah sambal kemasan isi lauk ala eat sambel.

Karena saya hobi membaca, maka saya ingin mencoba terjun ke dunia penulisan. Berbekal kosakata yang cukup kaya dan kemampuan memahami struktur kalimat membuat saya percaya diri untuk mencoba submit artikel ke media online seperti IDN Times, kompas, dan tempo. 

Nah, dalam artikel kali ini, saya mau share pengalaman saya pribadi berjibaku dalam sulitnya menembus meja direksi para editor IDN Times. Bagi yang mau menghasilkan uang dari menulis artikel online, baca sampai habis yah!

Bagaimana Cara Mengirimkan Tulisan ke IDN Times?

Sebelum mulai menulis di platform IDN Times, kamu perlu membuat akun terlebih dahulu. Caranya, klik "Gabung di IDN Times" pada pojok kanan atas halaman home website. Kemudian akan muncul tampilan seperti ini:



Saya rekomendasikan pilih sign up with google supaya terintegrasi langsung dengan gmail kamu, dan gak ribet bikin password baru.

Setelah sign up berhasil, begini tampilan dashboardmu. Ini adalah community dashboard, yang isinya peringkat kamu sebagai penulis di IDN Times, jumlah views, artikel kamu yang berhasil dipublish, draft artikel, artikel yang masih dipending, artikel yang harus direvisi, artikel yang ditolak, panduan menulis IDN Times, FAQ, histori penarikan poin, dan lain-lain.



Dari gambar di atas, terlihat bahwa saya adalah penulis peringkat ke 780 dari 72ribu penulis, dengan jumlah view artikel sebanyak 175ribuan. Kamu bisa cek profil IDN Times saya di sini: Profil IDN Times Tamara Puspita

Setelah sign up kamu bisa langsung kirim tulisanmu. Tips dari saya sebelum kirim tulisan:

  1. Perhatikan contoh artikel-artikel yang berhasil lolos atau dipublish di laman IDN Times. Perhatikan ciri khas dari artikel-artikel yang berhasil lolos tersebut. Kebetulan IDN Times ini punya ciri khas, di mana kebanyakan judul artikelnya diawali dengan angka. Misalnya, 6 Film Ekspedisi Mematikan yang Diangkat dari Kisah Nyata.

  2. Ciri khas lain dari artikel-artikel yang berhasil lolos adalah paragraf pembuka artikelnya yang pendek dan to the point, begitu juga dengan paragraf penutupnya. Oh ya, paragraf pembuka dan paragraf penutup ini wajib ada yah guys.

  3. IDN Times lebih memprioritasikan artikel yang up to date dan yang sedang trending. Misalnya, saat film Barbie baru rilis dan sedang hype banget, mereka memprioritaskan artikel-artikel yang berhubungan dengan film tersebut.

  4. Periksa terlebih dahulu apakah artikel yang akan kamu kirim sudah pernah dipublish di IDN Times atau belum.

  5. Apabila kamu ingin menulis review film, katakanlah ingin menulis review film Oppenheimer. Kemudian sudah pernah ada yang menulis review film tersebut, kamu gak perlu khawatir. Kamu bisa buat review dengan sudut pandang yang berbeda dari yang sudah ada.

    Misalnya, jika review yang sudah ada memuat tentang performa aktor dan aktris, backsound, dan gaya alur ceritanya, kamu bisa buat review film dengan membandingkan sejarah asli dengan alur cerita filmnya.

    Namun, artikel yang tidak up to date juga masih dipertimbangkan oleh editor. Asalkan artikel kalian punya keunikan sendiri dan memberikan pandangan baru untuk pembaca.

  6. Cek syarat dan panduan menulis pada laman community dashboard. PS: Peraturan menulis bisa selalu update dan berubah-ubah.

  7. Belajar dari pengalaman teman saya yang sering menerbitkan artikel sains di IDN Times: Dari sekian banyak artikel keren yang dia buat, justru yang lolos terbit adalah artikel yang paling receh, alias yang ilmunya basic banget.

    Jadi gini, dia pernah submit artikel berdasarkan desertasinya tentang ketidakpastian Heisenberg. Artikel dia buat berdasarkan referensi terpercaya dan kredibel. Namun, IDN Times menangguhkan artikel tersebut. Malahan, yang lolos terbit adalah artikel yang membahas fakta unik tentang hewan.

    IDN Times kan website komersil yang juga meraup untung dari jumlah view. So, semisal artikel kamu kira-kira tidak menarik banyak audiens, pasti gak diterbitkan oleh IDN Times.

Pengalaman Artikel Ditolak oleh IDN Times




Realistis aja, percobaan pertama pasti gagal, hahaha. Bahkan, saya pernah baca curhatan kak Stela Azasya di Quora, kalau beliau pertama kali kirim artikel ke IDN Times sebanyak 13 artikel, dan hanya 1 artikel yang lolos dan dipublish.

Namun, 1 artikel yang lolos terbit itu jadi pemacu kak Stela untuk terus menulis. Dia sekarang bisa mempublish lebih dari 4 artikel per harinya, itu bernilai seenggaknya 80 ribu rupiah, lho (1 artikel sekarang dihargai 20ribu), lumayan banget kan untuk sumber penghasilan sampingan.

Nah, soal uang aku bahas nanti lebih lanjut ya. Sekarang aku mau bahas artikel yang ditolak.

Nasib artikel yang kita submit itu ada tiga:

  • Nasib pertama: Artikel lolos dan diterbitkan di website IDN Times, berpeluang dibaca ribuan orang, dan dapat cuan dari IDN plus bonus cuan dari jumlah view.

  • Nasib kedua: Artikel stuck alias dipending lama. Jadi, artikel kamu tidak lolos tapi juga tidak ditolak. Ini nyebelin sih, saya pernah 2 bulan dipending, kemudian dipublish tiba-tiba. Kebanyakan pending, dan tidak lolos terbit sampai sekarang.

  • Nasib ketiga: Artikel ditolak. Dibandingkan nasib kedua, nasib ketiga ini lebih mendingan sih. Karena nasib kita jelas, dan tidak menggantung.
Saya bersyukur sekali, waktu itu artikel pertama saya gak dipending, tapi ditolak. Bisa dilihat dari gambar di atas, yah. Kalau artikel kita ditolak, pasti akan dicantumkan detail reason atau alasan detailnya. 

Note: Menurut pengalaman saya, jika artikel pending lebih dari dua bulan, artinya auto gagal yah guys. So, lebih baik move on dan buat tulisan baru yang lebih bagus dan sesuai panduan menulis IDN Times.

Ini artikel gagal terbaru saya:



Kalau dilihat-lihat, kebanyakan artikel saya yang ditolak itu karena penulisan sumber foto dan foto yang digunakan tidak sesuai panduan mereka. Panduan upload foto versi IDN Times itu simpel sebetulnya, nih kamu bisa baca panduannya kalau kamu kepo: Panduan upload foto IDN Times.

Pertama Kali Lolos Terbit Artikel di IDN Times

FYI, IDN Times itu sering sekali membuat event menulis. Misalnya nih, saat perilisan film Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak Pertama, IDN Times mengadakan event menulis, di mana para penulis diminta untuk menonton film tersebut di bioskop (uang nonton tidak direfund). 

Kemudian, setelah menonton, para penulis diminta untuk menuliskan artikel seputar film tersebut di akun IDN Times-nya masing-masing. Meski uang tiket bioskop tidak direfund, setiap artikel dijamin akan diterbitkan dan dibantu jika ada revisi.  

Waktu itu saya berhasil menerbitkan dua artikel, di mana satu artikelnya dihargai 75 ribu. Jadi, saya mendapat total 150ribu waktu itu. Nah, tiket nonton waktu itu cuma 35ribu karena saya nonton weekdays, jadi tetap untung banget, kan? 

Itu lah pengalaman pertama saya bisa nerbitin artikel. Tiga artikel yang saya buat sebelum event ini gagal total. Satu artikel direject, dan dua lagi masih dipending hingga sekarang (setahun, coy).

Berapa Lama Artikel akan Diterbitkan oleh Pihak IDN Times setelah Dikirim?

Artikel pertama saya diterbitkan satu hari setelah saya submit/ kirim. Artikel kedua saya diterbitkan hanya dalam hitungan jam (3 jam tepatnya). Bahkan, artikel saya pernah lho diterbitkan kurang dari satu jam, tapi itu hanya satu kali.

Jadi, tidak ada patokan pasti berapa lama artikel kita dipublish setelah kita submit,ya. Kalau kamu beruntung, bisa dipublish di hari yang sama. Kalau tidak, ya bisa berbulan-bulan baru dipublish.

Perlu digarisbawahi nih, kalau artikel kamu pending, kamu gak bisa buka artikel kamu di kolom pending. Jadi, kamu gak bisa copas artikel pending kamu untuk ditulis di tempat lain. Saran saya: coba menulis di ms. word terlebih dahulu, supaya kamu punya salinan artikelmu, jaga-jaga kalau nanti artikel kamu stuck.

Lain halnya kalau artikel kamu ditolak, di mana kamu masih bisa membuka artikelmu, kemudian kamu copas untuk ditulis di tempat lain. Makanya, memang lebih enak kalau artikel ditolak daripada direvisi.

Bagaimana Sistem Pembayaran Menulis di IDN Times?



Jadi, di community dashboard kita akan ditampilkan event bulanan. Contoh: Bonus 800 IDN Points 4 Artikel Movie Agustus. Artinya, kamu akan mendapat 800 poin jika kamu berhasil mempublish artikel tentang movie di bulan Agustus.

Misalnya kamu hanya berhasil menerbitkan 3 artikel movie pada akhir bulan Agustus, maka artikel kamu gak bisa ditukar poin guys, dan artikel kamu hanya dibayar berdasar jumlah view saja, sayang banget kan? Jadi, kamu harus teliti dalam membaca tenggat waktu pengiriman artikel yah.

800 point kalau dikonversi ke rupiah = 80.000 rupiah. So, setiap artikel movie yang kamu submit dihargai 200 point = 20.000 rupiah.

Cara Saya Menghasilkan 1 Juta Rupiah dalam 1 Bulan Menulis Artikel di IDN Times

Oke langsung aja ke seksi yang paling ditunggu. Bagaimana saya menghasilkan 1 juta rupiah dalam 1 bulan, dan menghasilkan uang dari menulis artikel online. 

Jadi strategi saya begini: 

1.    Tulis minimal 8 artikel per minggu. Saya dalam satu hari bisa nulis dua artikel saat weekdays, dan bisa sampai 5 artikel saat weekend. Kuncinya kalian harus bikin jadwal ngonten. Misal hari senin mau nulis apa dan berapa banyak, kemudian di hari Rabu mau libur nulis, dll. Percaya deh, scheduling itu penting banget supaya gak keteteran. 

Bulan Februari 2023, saya berhasil menulis 10 artikel per minggu. Sehingga, dalam 1 bulan saya mendapat 800.000 (belum ditambah uang dari jumlah view). 

2.    Selain event rutin bulanan seperti yang saya jelasin di atas, ada event spesial lainnya. Contoh: Pemprov Jabar bekerjasama dengan IDN Times untuk mengajak penulis IDN Times menulis tentang perkembangan provinsi Jabar di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil. Nah, kalau nulis artikel event spesial, pointnya gak main-main, lho. Satu artikelnya bisa dihargai 100 sampai 150ribu!

Jadi total uang yang saya terima dalam satu bulan (saat ada event spesial), adalah 800ribu + 300ribu (2 artikel event spesial) + 100ribu (tambahan karena saya menjadi top 5 artikel terbaik dari event tersebut) = 1,2 juta rupiah

3.    Kita harus selalu up to date dengan penyelenggaraan event terbaru dari IDN Times. Gimana caranya? Follow akun instagram IDN Times Community, dan jangan lupa download aplikasi IDN Times. Jadi, gak ketinggalan event spesial dan bisa submit duluan agar saingannya gak keburu banyak, hehehe.

Kalau ditanya apakah menulis artikel di IDN Times bisa jadi sumber penghasilan sampingan? Jawabannya adalah bisa banget! Asalkan ada kemauan dan konsistensi, kamu bisa raup jutaan rupiah hanya bermodalkan skill menulis, gadget yang mumpuni, dan koneksi internet yang memadai.

Btw, dulu waktu awal join IDN Times, jumlah penulis hanya sekitar 55 ribu orang. Sekarang, jumlahnya sudah 72ribu orang. Dengan begini, jumlah artikel yang masuk ke meja direksi akan semakin banyak, yang artinya, persaingan akan semakin ketat. 

Oleh karena itu, saran saya, jangan terlalu terpaku untuk menulis di satu platform saja. Kamu bisa tebar portofolio tulisan ke lebih dari satu platform untuk memperluas kesempatan dapat cuan.

Penghasilan menulis artikel di IDN Times tidak menentu untuk saya, tetapi minimal setiap bulannya saya mendapat sekitar 400ribuan.

Kalau ada pertanyaan seputar dunia kepenulisan di IDN Times, boleh kirim pertanyaan ke saya, kapan saja, saya siap bantu!

Terimakasih sudah membaca!

Komentar