Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar

Cerita Pengalaman Lasik dan Operasi Katarak Satu Keluarga: Edukasi, Tips dan Trik Seputar Pengobatan Mata

 

foto pemenang kompetisi love your eyes dalam hari penglihatan sedunia

"Foto di atas merupakan potret lansia asal Ladakh yang hidup di dataran tinggi Changthang. Kini, dengan bantuan kaca mata barunya, dia mampu menenun permadani wol yang berasal dari bulu ratusan kambing miliknya. Konon, matahari di dataran tinggi Changthang dan angin kering merusak penglihatan para penduduknya, khususnya para lansia."
Julie-Anne Davies

Kisah Pengidap Katarak

Hari penglihatan sedunia

Bak kopi yang diramu dengan gula terbaik, tahun 2015 merupakan tahun yang manis sekaligus getir. Di penghujung tahun tersebut, saya harus menyaksikan senyum yang perlahan memudar dari wajah sosok panutan saya.

Dia adalah sosok kakek pemilik kos yang akrab disapa 'aki Ridwan', laki-laki asal Jawa yang tidak fasih berbahasa Jawa. Sosok inspiratif yang sela-sela jarinya selalu dipenuhi bekas cat warna yang memudar.

Usianya nyaris menyentuh kepala delapan. Dan selayaknya laki-laki seusianya, aki Ridwan juga bergelut dengan masalah penglihatan. Aki Ridwan mengisi masa tuanya dengan melukis, dan objek lukis favoritnya adalah tanaman.Komentar dan saran yang dilontarkan oleh para penghuni kos mengenai hasil karya aki, selalu berhasil menoreh senyum di wajahnya. Pemandangan gigi yang rapih, dengan garis senyum yang dibalut kerutan, serta mata yang menyipit di wajah beliau saat terseyum, adalah salah satu pemandangan favorit kami.

Namun, senyum terbaik tersebut perlahan memudar, seraya dengan sinar di 
matanya yang turut meredup.

Memasuki awal bulan Desember, di saat banyak stasiun TV berlomba-lomba menayangkan program TV bertema natal dan tahun baru terbaiknya, kami para penghuni kost menerima kabar yang tidak terlalu baik mengenai kondisi kesehatan aki.
"Aki Ridwan kena katarak kata dokternya, doakan nggih, kirim al-fatihan buat aki. Kataraknya sudah parah berisiko buta."

Demikian kabar yang disampaikan salah satu keponakan aki Ridwan kepada saya dan teman-teman kos lainnya saat kami sedang hangempal di teras kos. Dia juga menambahkan bahwa, katarak aki sudah parah dan menimbulkan komplikasi. Aki Ridwan juga mengidap glaukoma akibat kataraknya yang terlambat ditangani.

Mendengar kabar tersebut, Asih, teman kost saya, mulai berkaca-kaca. Pandangannya menunduk ke arah mangkuk bakso yang tadinya sangat lahap ia santap. Melihat raut wajah Asih, sesuatu membubung dari dada saya dan naik ke tenggorokan, pelupuk mata saya memanas, dan tanpa sadar air mata mengalir deras. Sesak
Reaksi kami tersebut sangatlah beralasan, sebab cara penyampaian keponakan aki mengenai kondisi aki seolah menyiratkan bahwa aki akan mengalami kebutaan. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Aki masih bisa disembuhkan dengan operasi. Selain bisa disembuhkan, katarak juga bisa diperlambat bahkan dicegah.

Pantas saja, akhir-akhir ini aki sudah jarang bergumul dengan kanvas lukis dan cat minyaknya di dekat jendela ruang tamu. Lantunan lagu Roberto Delgado berjudul Whiskey and Soda yang biasa mengiringi lamunan aki Ridwan saat melukis di sore hari, juga sudah jarang terdengar oleh kami. Jika indera manusia bisa diberi peringkat, mungkin indera penglihatan aki Ridwan akan berada di peringkat pertama untuknya. Selayaknya penyanyi yang mengandalkan pita suara sebagai aset utamanya, mata aki Ridwan sang pelukis adalah nyawa kedua baginya.

Statistik Katarak dan Tingkat Kebutaan




Menurut studi yang dilakukan Kemenkes, ternyata katarak adalah penyebab kebutaan terbesar di Indonesia. Terlihat pada bagan di bawah ini yang menampilkan statistik persentase penyebab kebutaan di Indonesia yang didominasi oleh katarak (53,1%).

Pada tahun 2017, diperkirakan lebih dari 180 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan. Dari angka tersebut terdapat sekitar 40-45 juta orang menderita kebutaan, dan 1 diantaranya terdapat di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga 3x lipat pada tahun 2022 (PERDAMI, 2017). 

Menurut bagan di bawah ini, jika dibandingkan dengan negara-negara seperti India, Bangladesh, dan Thailand, Indonesia memiliki persentase pengidap katarat paling besar hingga 1,5%. Artinya, dari 270 juta penduduk Indonesia, sekitar 1,5%-nya mengalami kebutaan (lebih dari 4juta penduduk). Melansir dari laman situs Perdami, tingkat kebutaan yang tinggi dapat melemahkan perekonomian bangsa.

Mengapa dikatakan demikian?
Sebab, melansir dari laman situs Eyelink, gangguan penglihatan hingga kebutaan sangat berpengaruh besar terhadap kualitas hidup masyarakatnya. Penglihatan yang terganggu, terlebih masyarakat yang mengalami kebutaan, dapat menurunkan tingkat produktivitas dan meningkatkan beban ekonomi di Indonesia. Pemerintah harus menyediakan sumber daya ekstra untuk menangani masyarakat penderita kebutaan.

Sekilas Tentang Katarak

Lensa mata ditunjukkan dengan tanda panah merah
Kabar mengenai aki Ridwan yang menderita katarak, sontak membuat kami beramai-ramai mencaritahu tentang apa itu katarak dan mengapa seseorang bisa terkena katarak. Cara penyembuhan katarak pun tidak luput dari kata kunci penelusuran kami di internet.

Menurut hasil penulusuran singkat kami, mata manusia mampu melihat suatu objek akibat adanya pantulan cahaya yang masuk ke mata. Cahaya ini harus ‘mendarat’ tepat di retina mata. Intensitas cahaya yang masuk kemudian diatur oleh pupil dengan bantuan iris. Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya tadi. Nah, di lensa mata inilah katarak terjadi.

Lensa mata terdiri dari air dan protein. Umumnya, katarak terjadi pada usia lanjut, karena protein didalam lensa perlahan mengalami denaturasi lalu menggumpal dan berkumpul, ketika jumlahnya cukup banyak, lensa mata akan mengalamai kekeruhan sehingga penglihatan kita menjadi buram.



Mengapa Seseorang Dapat Mengidap Katarak?

Menurut observasi kondisi Aki Ridwan & Informasi Medis


Penyebab katarak
Penyebab katarak

Siapa saja yang Berisiko Mengidap Katarak?



Gejala yang Dirasakan Pengidap Katarak

Menurut observasi kondisi Aki Ridwan


gejala katarak



Lika-Liku Perjalanan Pengobatan Mata Aki Ridwan Menuju Kesembuhan

Kesedihan aki Ridwan saat dirinya didiagnosa mengidap katarak sangat 'menular', sebab kami selaku penggemar karya seni aki turut merasakan kesedihannya.

Bagaimana tidak, hobi aki adalah hobi yang sangat mengandalkan visual. Dibutuhkan mata yang sehat dan berfungsi normal untuk mengenali bentuk geometri dan warna. 

Awalnya, aki menolak untuk dioperasi katarak. Wajar saja, aki Ridwan memang terlahir dari generasi yang kurang melek ilmu medis dan sangat memercayai pengobatan alternatif.

Namun, setelah bergelut dengan serangkaian pengobatan alternatif yang tidak kunjung membuahkan hasil, ditambah kerinduannya untuk kembali merangkai warna di atas kanvas, aki Ridwan akhirnya 'menyerah' dan setuju untuk dioperasi oleh dokter mata pilihannya.
Asumsi aki tentang operasi adalah mahalnya biaya yang diperlukan. Beliau khawatir akan menyusahkan keluarganya.

Namun, kekhawatiran tersebut pecah, setelah aki mengetahui bahwa operasi katarak dapat dicover oleh BPJS. Alhamdulillah ucapnya halus. Selain itu, operasi katarak dapat dilakukan tanpa rawat inap. Sederet nasihat medis dari keluarga dan kerabatnya perlahan melunturkan tembok skeptisnya.

Keponakan aki Ridwan mengabari kami bahwa operasi akan dilakukan pada mata kirinya terlebih dahulu, kemudian baru akan disusul dengan  operasi mata kanannya dua bulan kemudian.

Hal ini sesuai dengan keterangan dr. Riska Larasati pada laman situsnya. Beliau menyatakan bahwa, apabila seseorang menderita katarak di kedua matanya, maka operasi kedua memang harus diberikan jarak 6–12 minggu setelah operasi yang pertama. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan waktu bagi mata pasien untuk sembuh terlebih dahulu. 

Kemudian, karena aki Ridwan juga memiliki glaukoma akibat komplikasi, maka glaukoma aki akan ditangani terlebih dahulu sebelum memulai operasi pengangkatan lensa mata yang sudah buram tersebut. Untungnya, glaukoma aki masih bisa disembuhkan dengan obat-obatan. 

FYI, sebelum melakukan operasi katarak, aki Ridwan harus menjalani serangkaian pemeriksaan, seperti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan penyakit bawaan. 
Selain itu, kondisi kornea mata dan kekerasan nukleus lensa aki juga akan diperiksa. Nantinya, hasil pemeriksaan tersebut akan digunakan dokter sebagai dasar pemilihan teknik operasi. 

Untungnya, saat itu, kondisi tubuh aki (selain mata) cukup prima dan tidak memiliki penyakit penyulit bawaan. Sehingga, operasi katarak bisa langsung dijalankan setelah glaukoma aki ditangani.




Tips untuk meyakinkan keluarga dan kerabat agar tidak takut untuk dioperasi katarak

Bagi teman-teman yang kesulitan membujuk saudara, kerabat, dan/atau orang tua untuk melakukan operasi katarak, ada baiknya kita mengedukasi diri terlebih dahulu. 

Beruntungnya, keponakan aki Ridwan yang bernama Halimah memiliki pengalaman menjalani lasik.Halimah juga paham betul bahwa risiko kegagalan operasi katarak sangat kecil. Sehingga, berbekal pengalamannya tersebut, Halimah berhasil membujuk aki Ridwan untuk segera operasi.



 
Menurut studi dari Null University Teaching Hospital, persentase kegagalan dalam operasi katarak adalah kurang dari 0,03% (Sumber: www.hey.nhs.uk).
Selain itu, berbeda dengan lasik, operasi katarak dapat ditanggung dengan BPJS. Setelah upaya yang cukup lama dan konsisten untuk membujuk aki Ridwan melakukan operasi, akhirnya beliau setuju, karena dirinya perlahan mulai tenang dan terbuka terhadap ilmu medis masa kini. 

Saya pernah berkesempatan bertanya dengan mantan dokter ICU bernama Dr. Liang Hai Sie, dokter asal Indonesia yang sekarang berdomisili di Belanda. Lewat laman sosial media pribadi beliau, beliau menyatakan bahwa operasi katarak yang ia lakukan berhasil, tidak sakit, dan cukup singkat "Aku sudah dioperasi kedua mataku, 10–15 menit saja, tiada masalah." tutur beliau.


Pengalaman Lasik Keponakan Aki Ridwan



Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa, keponakan aki Ridwan pernah melakukan operasi lasik sebelumnya. Beliau menjelaskan kepada saya mengenai pengalamannya dalam menjalani lasik untuk menghilangkan minus di matanya pada usia 22 tahun, karena dia ingin mengejar cita-citanya sebagai pramugari. 
Sebenarnya maskapai penerbangan memberikan toleransi sampai minus tiga, tetapi minus Halimah jauh lebih besar dari batas toleransi, sehingga dia memutuskan untuk menjalani lasik. Dari pengalaman beliau kemudian saya memahami perbedaan antara lasik dan operasi katarak. Berikut uraian singkat mengenai pengalaman lasik yang ia jalani.

Pengalaman sebelum lasik (pre-lasik)

Sebelum menjalankan operasi, Halimah harus melalui serangkaian pemeriksaan pre-lasik antara lain, tes refraksi mata, tes tekanan intraokular mata, tes topografi dan ketebalan kornea, tes produksi air mata, dan pemeriksaan lainnya. Hasilnya, minus mata Halimah sudah terindikasi stabil alias tidak naik sama sekali dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Sehingga, dari hasil pemeriksaan tersebut, Halimah dinyatakan memenuhi kualifikasi untuk menjalankan lasik. Salah satu hal krusial yang ditekankan oleh dokternya saat itu adalah:
Untuk pasien wanita yang sudah melakukan lasik, jika ingin melahirkan harus dilakukan dengan operasi caesar. Sebab, keadaan mata di bagian retina sudah tidak normal lagi, sehingga pasien tidak akan sanggup mengejan
Halimah menyarankan untuk calon pasien lasik agar tidak sering-sering menonton video operasi lasik, agar tidak tegang dan paranoid saat hari H, sebab dibutuhkan tubuh yang rileks saat menjalani operasi. Selain itu, usahakan untuk mengurangi intensitas melihat layar gadget sebelum operasi, agar kondisi mata lebih prima alias 'Puasa gadget' dulu~. Simak video berikut ini untuk mendapatkan gambaran besar perihal prosedur pre-lasik. 




Pengalaman saat lasik

Setibanya Halimah di lokasi, dia langsung diarahkan ke sebuah ruangan steril. Dia diminta untuk mengganti baju dengan baju yang telah disediakan di sana. Untuk pasien perempuan, bra harus dilepas agar tubuh lebih rileks. Selain itu, dia juga diberi penutup kepala, agar rambutnya tidak mengganggu pandangan.

Sebelum masuk ruang operasi, Halimah diberi obat tetes mata, kira-kira satu jam sebelum operasi. Sesampainya di ruang operasi, dia dibaringkan dan tidak dibius total, karena lasik harus dijalankan oleh pasien dalam kondisi sadar. Dia tegang bukan main. Salah dia sendiri yang nekat menonton YouTube prosedur lasik H-1 sebelum operasi.
Sang dokter yang sadar akan kepanikan batin Halimah, berusaha mencairkan suasana dengan mengajak bercanda dan basa-basi kecil. "Tidak mempan, dok" bisik Halimah dalam hati. 

Selama pengerjaan operasi, mata Halimah ditahan agar terus terbuka menggunakan eye wire speculum. Matanya jadi terasa kering karena tidak bisa berkedip. Dokter meneteskan obat tetes secara berkala hingga proses lasik dimulai. 

Nah, untuk gambarannya, teman-teman bisa lihat gambar di bawah ini:


Percaya gak percaya, prosesnya hanya memakan waktu kurang dari 20 menit saja. Halimah mengaku tidak merasakan apa-apa saat kornea matanya dipotong. Yang dia rasakan hanya pandangannya yang mengabur kemudian kembali jelas dan mengabur kembali. Alhamdulillah, dia berhasil dilasik dengan baik dan meninggalkan minus 0,2.

Oh ya, hal menarik lainnya yang ia sampaikan adalah, proses lasik bisa disaksikan oleh keluarga atau kerabat yang menemani kita. Tapi disaksikan lewat sebuah layar secara live

Pengalaman setelah lasik

Dari ruang operasi, Halimah diarahkan ke ruang pemulihan, semacam ruang ganti pakaian. Dia sangat excited, wajar saja, kini dia akan melepas kaca matanya yang ia sudah gunakan selama 10 tahun lebih. Mata minusnya berkurang dari minus 5,5 dengan sedikit silindris di mata kiri, menjadi minus 0,2 saja. Dia diizinkan pulang dengan 'mata baru'. Tidak sabar melihat dunia tanpa alat bantu penglihatan. 

Setelah operasi, dokter akan menyarankan pasiennya untuk kembali lagi untuk pemeriksaan berkala, bisa H+1 minggu, H+ 3 bulan, atau H+1 tahun, tergantung kondisi masing-masing pasien. Pasca lasik, pasien disarankan untuk menggunakan kacamata hitam saat siang hari terik, untuk mengurangi paparan sinar UV langsung ke mata
Selain itu, dia juga disarankan untuk menggunakan kacamata anti radiasi saat menghadap layar gadget-nya. Tips lain darinya adalah mata tidak boleh sering-sering ditekan, tidak boleh memakai make up mata, tidak boleh digosok atau dikucek.

Prosedur 20 menit itu merubah hidupnya 360 derajat. Worth every penny. Harga lasik memang tidak murah, tetapi sepadan dengan efek jangka panjangnya. Alasan mengapa lasik tidak ditanggung BPJS adalah karena lasik bukan lah operasi wajib, dan dikategorikan sama seperti operasi estetika. 

Oh ya, Lasik hanya bisa dilakukan sebanyak satu kali, karena lapisan kornea kita sudah sangat tipis dan tidak bisa diiris berulang kali.



Perbedaan Lasik dan Operasi Katarak

Memilih Dokter Mata Terbaik


PASIEN KATARAK DI INDONESIA

OPERASI KATARAK PER-TAHUN

DOKTER SPESIALIS MATA DI INDONESIA




Faktanya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengidap katarak terbesar di Asia Tenggara, yaitu sebanyak lebih dari 4 juta penduduknya. Angka ini juga terus bertambah 1% setiap tahunnya. Sementara, total jumlah pelaksanaan operasi katarak di Indonesia hanya mencapai 80.000 operasi per tahun, dan jumlah dokter spesialis mata di Indonesia baru mencapai sekitar 3000 personil (PERDAMI, 2020).

Sebelum membahas lebih lanjut terkait tips memilih dokter mata atau klinik mata terbaik, ada baiknya kita pelajari klasifikasi ahli mata sesuai spesialisasi keahliannya, agar kita bisa mendapatkan penanganan yang tepat.


Klasifikasi Ahli Mata



  1. Ophthalmologist: Dokter spesialis mata yang mengkhususkan diri dalam perawatan mata, bedah mata, dan sistem penglihatan. Dengan kata lain, dokter yang memiliki spesialisasi khusus dalam perawatan mata dan penglihatan secara keseluruhan.

    Mereka memiliki kualifikasi dan kompetensi untuk melakukan pemeriksaan, mendiagnosis, memberikan pengobatan, terapi, atau operasi, serta penatalaksanaan komplikasi penyakit yang berhubungan dengan mata. (Sumber: Medkes.com)

  2. Optometris: ahli mata lulusan diploma jurusan refraksi optisi. Tugas pokok seorang optometris adalah memeriksa ketajaman penglihatan pasiennya secara teratur. Selain itu, mereka juga bisa memberikan resep alat bantu penglihatan sederhana (kacamata, lensa kontak) dan edukasi untuk menjaga kesehatan mata dan penglihatan.

    Mereka pun memiliki kewenangan untuk merujuk pasien ke dokter spesialis mata (Ophthalmologist), jika dicurigai menderita penyakit mata serius. (Sumber: Kmu.id)

  3. Optician: ahli kacamata. Sama seperti optometris, optician juga tidak berlisensi dokter. Keberadaan ahli kacamata sangat penting guna memberikan layanan alat bantu penglihatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Tak hanya itu, para ahli kacamata ini juga bertanggung jawab terhadap pemesanan dan pengecekan alat bantu penglihatan, seperti kacamata dan lensa kontak.

    Optician bekerja berdasarkan resep yang diberikan oleh ophthalmologist atau optometrist, namun tidak menguji penglihatan atau menuliskan resep untuk memperbaiki penglihatan. Optician tidak diizinkan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit mata (Sumber: Medkes.com)


Tips Memilih Klinik dan Dokter Mata Terbaik



Indonesia sebagai negara tropis, memiliki intensitas sinar matahari yang tinggi. Paparan sinar UV langsung pada mata, dalam waktu lama meningkatkan risiko gangguan penglihatan seperti katarak (sebagaimana di jelaskan sebelumnya). Selain itu, di era revolusi digital yang marak akan penggunaan gadget dan alat elektronik lainnya, juga meningkatkan risiko gangguan penglihatan. 

Diagnosa dan penanganan yang tepat untuk kesehatan penglihatan harus dilakukan oleh dokter mata yang tepat. Berikut tips sebelum menentukan klinik atau dokter mata terbaik:

  1. Sesuaikan dengan kebutuhan. Ahli mata memiliki spesialisasi dan sub-spesialisasinya masing-masing (sebagaimana di jelaskan sebelumnya), pastikan untuk melakukan research yang komprehensif terlebih dahulu, agar kondisi mata teman-teman ditangani oleh personil yang tepat.

  2. Cek dan pastikan kualitas dan kredensial dokter mata dan staf medis pendukungnya. Hal ini dapat ditelisik dari sertifikasi, pengalaman, dan kumpulan testimoninya di media online seperti Google Review dan lain-lain. Biasanya, dokter-dokter mata yang terverifikasi kredibilitasnya, tergabung dalam organisasi profesi dokter. Di Indonesia, organisasi profesi dokter spesialis mata yang merupakan bagian dari IDI, adalah PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia atau Indonesian Ophthalmologist Association).

    Dari laman situs PERDAMI kita dapat langsung melakukan penelusuran anggota-anggotanya. Kita dapat melakukan pencarian dokter berdasarkan nama, tempat praktik, spesialisasi, dan domisili kota melalui fitur "Find Ophtamologist". Di bawah ini adalah tangkapan layar dari fitur "Find Ophtamologist" pada laman situs PERDAMI, untuk mencari dokter-dokter mata yang merupakan anggota PERDAMI di Klinik Mata KMU.
    Tangkapan layar fitur "Find Ophtamologist" pada laman situs PERDAMI  (Sumber: perdami.or.id)

  3. Ketahui informasi kebaharuan atau update dari teknologi yang dipakai. Alat bantu pemeriksaan yang up to date dengan teknologi terkini, akan memberikan data diagnosa yang lebih akurat, sehingga mempermudah dokter mata untuk memberikan pengobatan atau terapi yang tepat.

  4. Perhatikan kelengkapan fasilitas klinik. Hal ini sangat penting, khususnya bagi teman-teman yang memiliki penyakit mata yang langka. 

  5. Kebersihan, Kenyamanan, dan Keamanan tempat praktik. Kebersihan selalu identik dengan kesehatan. Selain itu, Pasien dengan penyakit apapun sejatinya memerlukan lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan dan rasa aman. Sebab, pasien diharapkan untuk memiliki tingkat stres yang rendah, agar mempercepat proses pemulihan.

Eyelink Group – Meaningful life



Saya pribadi merupakan pengguna setia ojek online sejak tahun 2017 hingga saat ini. Mobilitas saya yang padat, membuat saya akrab dengan profesi tersebut. Hampir setiap hari saya menggunakan jasa mereka. Baik untuk melakukan perjalanan maupun sekadar memesan makanan. Percayalah, bahkan history pesanan saya di akhir tahun ini sudah melampaui angka 1000 pesanan!

Saya sudah berinteraksi dengan ratusan driver ojek online, dari beragam latar belakang, umur, dan gender. Sedikit banyak saya memahami kesulitan, struggle, dan lika-liku profesi hebat ini. Sudah satu tahun terakhir ini saya tidak pernah melewatkan kesempatan untuk memberikan tip untuk mereka. Keberadaan mereka merupakan berkah tersendiri untuk saya, karena mereka amat sangat memudahkan aktivitas saya.

Saya bercita-cita untuk membuat program sosial (yang entah bagaimana bentuk dan sistemnya) untuk para bapak dan ibu driver ojek online. Hanya saja, kekuatan finansial saya belum mumpuni untuk mewujudkannya. Namun, di suatu hari di bulan April tahun ini, saya menemukan sebuah postingan media sosial tentang suatu badan yang melakukan pembagian 1200 kacamata gratis bagi para driver ojek online yang memiliki gangguan penglihatan. 




Sontak perhatian saya seperti tertarik untuk mencaritahu. Ternyata, program sosial tersebut diselenggarakan oleh Eyelink Foundation yang merupakan bagian dari Eyelink Group. Mengetahui ada suatu badan yang secara tidak langsung "mewujudkan salah satu cita-cita saya" untuk membantu para driver online benar-benar menggugah perasaan saya. Ternyata terdapat organisasi yang satu misi dengan saya, Alhamdulillah

Kini ribuan driver online dapat meningkatkan omsetnya seiring dengan meningkatnya kualitas penglihatannya.

 

Nah, program pembagian 1200 kacamata gratis bagi para driver ojek online ini merupakan perkenalan perdana saya dengan Eyelink Group. Lalu apa itu Eyelink Group? Jadi singkatnya begini~
 
Sederet karakteristik klinik mata yang ideal seperti pelayanan yang terintegrasi, fasilitas dan teknologi terstandarisasi, tenaga medis yang profesional, dan lain-lain, dapat diperoleh dengan basis manajerial yang profesional

Nah, faktanya meskipun Indonesia memiliki angka kebutaan yang cukup tinggi, jumlah personil dokter mata di Indonesia masih terbilang sedikit. Dari latar belakang masalah tersebut, Eyelink Group hadir untuk memfasilitasi pengembangan pusat layanan kesehatan mata, agar persebaran tempat pengobatan mata di Indonesia lebih merataEyelink Group merupakan holding company (perusahaan induk) yang menyediakan manajemen layanan kesehatan mata.

Menurut hemat saya, perusahaan ini adalah semacam "Connecting Solution" bagi para pengembang dan pengelola pusat layanan kesehatan mata. Saat beberapa kali melakukan penelusuran di internet tentang klinik mata, Eyelink Group beberapa kali muncul pada laman penelusuran saya. Ternyata, Eyelink Group sudah tersebar di beberapa daerah di Pulau Jawa, termasuk di domisili tempat tinggal saya, yaitu Jakarta Timur.

Nah, di bawah ini adalah program sosial lain dari Eyelink Group. Selain menyasar ojek online, ternyata Eyelink Group juga turut memberikan bantuan kepada lansia di daerah pelosok, anak-anak pesantren, dan lain-lain.

 
Deskripsi Gambar Deskripsi Gambar


Korporasi yang bertajuk "Meaningful Life" ini memang membuat some Lifes (Kehidupan) jadi lebih Meaningful (Bermakna). Oleh karena itu, saya berinisiatif mencaritahu klinik dan dokter yang merupakan bagian dari Eyelink Group. Melansir dari laman situ Eyelink Group, jumlah partnernya hingga saat ini adalah sebanyak 11 Poli Mata, 70 Dokter Spesialis Mata, dan 14 Vendor Penyedia Layanan Kesehatan Mata. Saya sangat merekomendasikan klinik mata yang dikelola oleh Eyelink Group, jika teman-teman penasaran dengan klinik atau dokter mata rekanan Eyelink Group, bisa langsung cek laman situsnya di sini.

Nah, salah satu klinik mata yang merupakan bagian dari Eyelink Group adalah Klinik Mata KMU. Saya sebenarnya sudah lama mengetahui klinik ini karena saya merupakan follower aktif akun instagram Dr. Uyik Unari Spm(K) yang merupakan founder Klinik Mata KMU sekaligus merupakan jajaran Board of Directors di Eyelink Group.


Klinik Mata KMU - Jelas Lebih Jelas


Saya ingat sekali betapa aki Ridwan sangatlah senang mengobrol. Coba ajaklah dia ke suatu tempat umum yang ramai, pastinya hampir setiap orang asing yang berada di dekatnya akan ia sapa, minimal dilempari senyum olehnya. Jika sang orang asing meladeni dengan frekuensi yang sama, pastilah mereka akan menciptakan percakapan yang panjang dan diakhiri dengan bertukar nomor WhatsApp. Aki Ridwan adalah tipikal ekstrovert yang disukai banyak orang!

Nah, menurut saya, Klinik Mata KMU ini menerapkan personality aki Ridwan. Coba teman-teman cek Google Reviews dari masing-masing Klinik Mata KMU, seluruh kliniknya memiliki rating di atas 4,5. Mulai dari klinik utamanya di Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Madura, selalu diwarnai dengan ulasan positif. Kebanyakan ulasan berisi tentang testimoni kepuasan akan pelayanannya dan betapa ramahnya para staff di setiap jenjang jabatan. Mulai dari security, hingga dokter pemeriksanya sangat ramah dan membantu. 

Dari 5 tips memilih klinik mata yang saya jabarkan di atas, Klinik Mata KMU memang memenuhi seluruh elemen klinik ideal. Tempatnya bersih, pelayanan ramah, dokter profesional, ditambah dengan segudang testimoni otentik dari para pengunjungnya benar-benar tidak meninggalkan rasa ragu untuk memilih Klinik Mata KMU sebagai klinik pilihan. Nah, simak apa kata mereka mengenai klinik rekanan Eyelink Group ini.

Deskripsi Gambar Deskripsi Gambar

Oh iya, Klinik Mata KMU memiliki tiga jenis pelayanan untuk para pasiennya. Yaitu, pelayanan pasien dengan BPJSK/Asuransi, pelayanan umum, dan pelayanan KMU VIP. 

Jenis pelayanan Klinik Mata KMU (Sumber: kmu.id)


Meskipun Klinik Mata KMU mengkategorikan jenis pelayanannya, tetapi tidak ada diskriminasi perlakuan yang signifikan pada masing-masing pasien. Terbukti dari beberapa testimoni pasien BPJS yang pernah berobat di Klinik Mata KMU berikut ini. 
Testimoni pasien KMU Testimoni pasien KMU

Selain itu, sama seperti Eyelink Group, Klinik Mata KMU juga menerapkan 3 nilai & budaya pokok, yakni: Profesional, Edukasi, dan Sosial

Profesionalitasnya dibuktikan dengan kredibilitas dokter dan staff pendukung pada klinik. Menjunjung nilai edukasi, dibuktikan dengan konten edukasi yang diunggah secara konsisten pada laman situs Klinik Mata KMU dan sosial media Klinik Mata KMU. Nilai sosialnya dibuktikan oleh sejumlah kegiatan berbasis sosial yang turut diselenggarakan oleh Klinik Mata KMU, seperti operasi katarak gratis, pemberian lensa mata protesa gratis, periksa mata gratis, mendukung pasien dengan BPJS, dan lain-lain.

Oleh karena itu, bagi teman-teman yang berdomisili di area Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Madura, saya merekomendasikan Klinik Mata KMU sebagai pilihan klinik untuk pengobatan mata


National Lasik Center - Truly Lasik


Sebagaimana kisah lasik yang telah saya jelaskan di atas, Halimah memutuskan untuk menjalankan lasik demi mewujudkan cita-citanya sebagai pramugari. Sebuah profesi idaman segelintir orang, apalagi bagi mereka yang hobi traveling. Sudah digaji, jalan-jalan gratis pula, siapa yang nolak?

Nah, sudah bukan rahasia lagi bahwa mata yang berfungsi normal merupakan suatu syarat mutlak bagi beberapa profesi bergengsi. Selain pramugari, profesi lain seperti pilot, atlet, polisi, dan tentara merupakan beberapa profesi yang mewajibkan personilnya untuk memiliki mata normal.

Beruntungnya, Eyelink Group juga bermitra dengan sebuah pusat layanan LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis / Operasi Pembentukan Kembali Kornea Mata dengan Bantuan Laser) bernama National Lasik Center (NLC). Berbeda dengan klinik mata biasa, NLC merupakan tempat yang berfokus memberikan layanan LASIK, bagi para pasien rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisma yang ingin melepaskan ketergantungan terhadap alat bantu penglihatan.

Keponakan Aki Ridwan telah melakukan lasik sejak 2010. Dia menjalankan lasik di Malaysia, lebih tepatnya di kota Kuching. Saat itu, belum banyak pusat lasik di Indonesia. Mindset masyarakat kala itu adalah lasik merupakan pelayanan canggih yang mahal dan hanya dapat dilakukan di luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia. Padahal sebenarnya saat itu, LASIK sudah tersedia di Indonesia. Hanya saja, mungkin persebaran informasi dan edukasi terkait LASIK belum seluas sekarang. 



Groundbreaking ceremony NLC (Sumber: dok. Youtube/National Lasik Center)
Pada tahun 2018, sekumpulan dokter spesialis mata berkumpul dan membahas fenomena kelainan refraksi di Indonesia. Ternyata, gangguan refraksi merupakan salah satu penyebab gangguan mata terbesar di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan prosedur lasik semakin diburu. Prevalensi atau populasi penderita Rabun Jauh (Miopia) dewasa sebesar 48,1% pada orang dewasa yang berusia di atas 21. Padahal usia tersebut merupakan usia produktif, sehingga penanganan gangguan refraksi perlu untuk lebih tersebar di Indonesia. 

Dari latar belakang tersebut, National Eye Center menghadirkan National Lasik Center untuk membantu para penderita gangguan refraksi di Indonesia agar mendapatkan tindakan lasik yang profesional dengan teknologi yang canggih, sehingga masyarakat tidak perlu merogoh kocek berlebih untuk ke luar negeri demi menjalankan lasik.




Lasik dikategorikan sebagai operasi estetika, bukan operasi mendesak layaknya operasi katarak, sehingga biaya lasik belum ditanggung oleh BPJS. Eits, tapi-tapi teman-teman tidak perlu khawatir lho, karena NLC sering banget memberikan promo dan voucher diskon. Coba pantengin instagram NLC di @nlclasikcenter untuk mendapatkan update biaya lasik serta promo-promo menarik. Selain itu, karena NLC menerapkan nilai budaya Edukasional, sosmed NLC juga diisi dengan segudang edukasi seputar kesehatan mata. Ini merupakan ciri mitra Eyelink Group, di mana edukasi terkait kesehatan mata akan diberikan secara konsisten!

Bahkan, NLC baru-baru ini bekerjasama dengan e-commerce besar untuk memberikan opsi cicilan biaya lasik lho! Lasik hanya bisa dilakukan satu kali dan efek lasik itu bertahan seumur hidup lho teman-teman. Sangat worth it! Apalagi NLC semakin memudahkan para penderita gangguan refraksi dengan memberikan opsi cicilan, promo, dan voucher diskon.



Prioritaskan Kesehatan Mata untuk Berkontribusi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) Poin ke-3



Melansir dari sdg2030indonesia.org, Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.

Dari 17 tujuan dasar tersebut, tujuan no. 3 adalah menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Sejalan dengan tujuan tersebut, pemerintah kini banyak membentuk program dan kerjasama serta meningkatkan layanan kesehatan untuk seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah memang memiliki kewajiban melayani masyarakat dan menjamin kesejahteraan hidup kita, dan kita berhak untuk mengklaim layanan tersebut. Namun, selain memperhatikan hak kita sebagai masyarakat, kita juga mempunyai kewajiban untuk turut menjaga kesehatan kita dan keluarga. 

Terlalu banyak kisah dan contoh dari banyak orang yang kualitas hidupnya menurun karena fungsi indera penglihatannya yang buruk. Tidak jarang pula, banyak individu yang sampai terganggu psikis atau mentalnya karena mengidap gangguan penglihatan. Tingkat kebutaan yang sangat tinggi di negara beriklim tropis seperti Indonesia, seharusnya membuat kita lebih mawas diri untuk menjaga kesehatan, terutama kesehatan mata sebagai organ yang sangat sensitif dan esensial. 

Apalagi, kita hidup di era digitalisasi, di mana jutaan pasang mata manusia kini banyak terpapar oleh layar gadget dan peralatan elektronik lainnya. Ditambah dengan kegiatan work from home, school from home, dll yang memaksa kita untuk menghabiskan separuh waktu untuk melihat layar gadget. Maka dari itu, kesehatan mata harus kita jadikan prioritas.

Sangking pentingnya isu kesehatan mata ini, seluruh dunia bahkan rutin memperingati Hari Penglihatan Sedunia atau populer dengan sebutan World Sight Day setiap tahunnya. Pada setiap penyelenggaraannya, Hari Penglihatan Sedunia selalu mengusung tema yang berbeda-beda dan mengangkat fokus isu yang beragam. Mulai dari isu katarak pada lansia, gangguan penglihtatan pada anak, akses pengobatan mata, dan lain-lain. 

Nah, yuk simak tips menjaga kesehatan mata dari Badan Internasional untuk Pencegahan Kebutaan, dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia 2022 yang dipublish pada laman situs iapb.org di bawah ini!

Tips Menjaga Kesehatan Mata Menurut Kampanye #LoveYourEyes Hari Penglihatan Sedunia









Terimakasih sudah membaca artikel ini hingga akhir! Akhir kata, penulis tutup dengan pantun ~



Hari penglihatan sedunia

[no_Sidebar]

Komentar