Kebayang gak sih, gimana jadinya kalau kucing minta pake kerumitan pasif-agresifnya manusia?
Dia bakal duduk di pojokan, menatapmu dengan tatapan “kamu-pasti-tahu-salahmu-apa”. Saat kamu bertanya “kenapa, kok murung?”, dia akan menjawab dengan satu kedipan lambat yang artinya “pikir aja sendiri”.
Mungkin dia bakal mendesah panjang saat kamu membuka kulkas, sambil berbisik pada dirinya sendiri, “Oh, makan enak ya... aku sih air putih juga cukup.” Puncaknya, dia akan mem-posting foto mangkuk kosongnya di Meow-stagram dengan caption: “Terkadang, yang paling dekat adalah yang paling abai. #bersyukur.”
Membayangkannya saja sudah melelahkan, bukan?
Untungnya, kucing tidak serumit itu. Justru di sinilah letak kejeniusan mereka yang sering kita lewatkan. Kucing minta makan dengan TEGAS dan JELAS. Tidak ada kode-kodean, tidak ada drama terselubung.
Protokol mereka sederhana dan efisien. Langkah pertama: datangi manusia. Langkah kedua: keluarkan satu “Meow!” yang solid dan penuh tujuan. Itu adalah sebuah paket data yang jernih: “Lapar. Mangkuk kosong. Isi sekarang.” Jika pesan pertama tidak diterima, mereka akan melakukan follow-up dengan menyentuhkan kepala ke kakimu atau mengantarmu langsung ke TKP (Tempat Kejadian Perkara)—mangkuk makan yang kosong.
Tidak ada ruang untuk salah tafsir. Permintaan dikirim, diterima, dan (biasanya) dieksekusi. Misi selesai.
Lucunya, kita yang katanya makhluk paling berevolusi, justru sering bertingkah seperti skenario kucing pasif-agresif tadi. Kita berharap pasangan peka kita lagi ingin dibelikan martabak, padahal kita hanya mengirim “kode” lewat status gambar martabak. Kita diam seribu bahasa saat ingin dipeluk, berharap orang lain bisa membaca pikiran kita yang sedang kacau. Kita menghabiskan begitu banyak energi untuk berharap, menyindir, dan kecewa dalam diam.
Kucing mengajarkan sebuah filosofi komunikasi yang brilian: Katakan apa yang kamu mau. Hilangkan asumsi. Mereka paham bahwa menunggu orang lain membaca pikiranmu adalah cara tercepat menuju kekecewaan (dan kelaparan). Mereka tahu bahwa permintaan yang jelas bukanlah tanda kelemahan, tapi bentuk komunikasi paling efisien.
Jadi, lain kali kamu merasa kecewa karena seseorang “nggak peka”, coba tanyakan pada diri sendiri: “Sudahkah aku meminta sejelas dan setegas kucingku pagi ini?”
Terkadang, solusi drama hidup semudah itu: tinggal meow aja.
Komentar