Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar

Review 3000 Years of Longing, Sinematografinya Bikin Terhipnotis!

Kita sudah familiar dengan konsep "tiga permintaan" yang dihadiahkan Djin untuk Aladin, bukan? Kita juga sudah disuguhi berbagai macam versi cerita cinta Aladin dan Putri Jasmine. Namun, bagaimana dengan Djin?

Three Thousand Years of Longing berfokus untuk mengisahkan asal mula Djin, alasan dirinya terkurung dalam botol, dan mengupas eksistensialisme dari sosok Djin itu sendiri, yang dimulai sejak zaman nabi Sulaiman hingga masa kini. Namun, tidak ada Aladin dan Jasmine maupun Djafar dalam film ini.

Three Thousand Years of Longing jauh lebih mendalam dari sekedar mitos dan legenda, dan jauh lebih menghangatkan dari kisah cinta. Penasaran? Simak elaborasi ulasan dari film Three Thousand Years of Longing di bawah ini. Mengupas salah satu film paling orisinil di tahun 2022!

1. Pertemuan Djin dan Dr. Alithea


Fakta paling populer tentang Djin yang akan menghadiahkan tiga permintaan kepada siapa saja yang berhasil membebaskannya dari dalam botol, bukan? Nah, biasanya, manusia kerap meminta kekayaan, jodoh, keturunan, tahta, dan hal-hal materialistik lainnya, tetapi lain halnya dengan Dr. Alithea (Tilda Swinton).

Dalam film ini, Dr. Alithea yang dituntun oleh takdir untuk menemukan botol berisi Djin (Idris Elba) di Istanbul, dan dia meminta sesuatu hal yang belum pernah diminta oleh siapa pun selama 3000 tahun lebih.

Awalnya, Dr. Alithea meragukan Djin karena dia percaya bahwa tiap permintaan selalu memiliki konsekuensi.

Selain itu, Dr. Alithea juga yakin bahwa makhluk sebangsa Djin dan Iblis sama-sama penuh intrik dan tipu daya, seperti yang tersurat dalam kitab-kitab keagamaan di dunia. Namun, Djin mengaku secara jujur bahwa Djin adalah sosok yang takut dengan Tuhan dan tidak membangkang, dia harus mengabulkan tiga permintaan bagi majikannya agar ia dapat kembali ke dunia Djin. 

Kemudian, demi mendapat kepercayaan Dr. Alithea, Djin menceritakan latar belakangnya secara kronologis. Jadi, film ini didominasi oleh sejarah dan latar belakang Djin dari waktu ke waktu, mulai dari masa nabi Sulaiman atau King Solomon.

2. Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis, Raja Murad IV, hingga Pangeran Mustafa


Demi memperjelas tujuannya kepada Dr. Alithea, Djin mengisahkan kilas balik sejarah dirinya dari majikan satu ke majikan lainnya. 

Kisah dimulai pada zaman Nabi Sulaiman yang populer dengan sebutan Raja Solomon. Saat itu, majikan Djin adalah Ratu Sheba atau Ratu Bilqis.

Film ini menceritakan kisah yang sedikit berbeda dengan versi dalam kitab demi alasan tematik semata. Djin pertama kali dikurung dalam botol oleh Raja Solomon, dilemparkan ke dasar laut oleh pasukan binatang Raja Solomon, dan berakhir di lautan selama 2.500 tahun.

Takdir menuntunnya kepada seorang rakyat jelata yang mencintai Pangeran Mustafa. Djin diminta untuk membuat Pangeran Mustafa jatuh cinta padanya. Namun, perempuan jelata tersebut mati terbunuh sebelum menyelesaikan permintaannya, sehingga Djin lagi-lagi gagal untuk kembali ke dunianya.

Djin juga menceritakan kisah Raja Murad IV (Raja Turki abad ke-17) yang hampir menjadi majikannya. Dia mengisahkan era kekuasaan Raja Murad IV yang gemilang karena di bawah kekuasaannya, Turki berhasil memenangkan banyak peperangan.

3. Kisah cinta Djin



Di luar dugaan, setelah Raja Murad IV meninggal, Djin ditemukan oleh seorang gadis cantik berusia 12 tahun bernama Zefir (Burcu Gölgedar). Dengan bantuan Djin, Zefir dapat mempelajari seluruh ilmu pengetahuan di dunia. Selain itu, Zefir juga dapat mengendalikan mimpinya.

Djin jatuh cinta kepada Zefir, sebab dia adalah sosok perempuan langka bagi Djin. Zefir merupakan mahakarya Tuhan dengan kecantikan dan kecerdasan yang dibalut dengan nasib yang memilukan. Untuk pertama kalinya, Djin tidak mau kembali ke dunianya.

Rasa cinta Djin kepada Zefir mengalahkan segalanya. Definisi rasa cinta Djin kepada Zefir ini lah yang dinginkan oleh Dr. Alithea, dan Djin pun mengabulkannya. Dr. Alithea merupakan sosok yang sudah memiliki segalanya kecuali cinta. Permintaannya kepada Djin tapa disadari, begitu besar dampakya.

Sejatinya, cinta adalah hadiah, dan hadiah adalah pemberian, bukan permintaan. Jika untuk mendapatkan cinta, seseorang harus memohon dan meminta, maka yang ia dapatkan bukan lah cinta yang seutuhnya. Lalu, setelah dikabulkannya permintaan tersebut, apa yang terjadi selanjutnya? Saksikan kisah selengkapnya dalam Three Thousand Years of Longing, yah!

4. Musik latar dan sinematografi yang berkesinambungan, memberikan pengalaman


Sepanjang film, penonton dijamin akan dibuat terpuka bak terhipnotis! Film ini dieksekusi dengan sinematografi yang begitu apik, sehingga setiap momennya dapat dinikmati dan dapat disimak dengan nyaman. Selain itu, soundtracknya pun mendukung setiap adegan film.

Misalnya, ketika menceritakan tentang sejarah

Ottoman (sekarang: Turki), soundtrack-nya berupa instrumen ala Timur Tengah khas zaman abad pertengahan. Sehingga, membuat tiap adegan film terasa lebih bernuansa. Selain itu, efek visual pada film, membuat pasukan binatang Raja Solomon terlihat sangat realistis.

Contoh lainnya, saat Zefir meminta kepada Djin agar diberi kemampuan pengendalian mimpi. Visualisasi lucid dream saat Zefir bermimpi menyelesaikan persamaan aljabar, sangat di luar dugaan dan bernuansa magical, para penggemar film fantasi pasti tersihir dengan visual film ini.

5. Mengeksplorasi eksistensialisme dan realita tentang konsep dasar kehidupan yang seringkali tidak bisa dijelaskan


Tidak dapat dimungkiri bahwa film ini memiliki makna mendalam dan berlapis. Hal tersebut merupakan ciri khas karya-karya dari sutradara George Miller. Three Thousand Years of Longing mengeksplorasi tema cinta sejati, kesepian, tujuan penciptaan, dan arti kehilangan yang dikemas dengan legenda Djin.

Contohnya, ketika Alithea meminta Djin untuk mencintainya, kekuatan Djin perlahan menjadi memudar. Hal ini menandakan bahwa, cinta seharusnya merupakan pemberian, sebuah hadiah yang sukarela diberikan, dan bukan sesuatu yang diminta. Maka dari itu, Djin menjadi lemah, sebab cintanya diberikan bukan atas dasar keinginannya.

Selain itu, jika ditelisik lebih jauh, terdapat kesamaan seluruh karakter, seperti Ratu Sheba, Zefir, Raja Murad IV, dan lain-lain, dengan Alithea. Djin sebagai protagonis utama juga memiliki sifat utama yang mirip dengan Alithea, yaitu terkurung dalam isolasi dan menjalani hidup dalam kesendirian dan merindukan cinta sejati.

Secara teori, bisa jadi keseluruhan kisah dan sejarah dalam film ini paralel dengan kisah hidup Alithea sendiri. Kemungkinan, kisah Djin adalah deretan imajinasi Alithea untuk karya tulis selanjutnya. Segera tonton dan ungkap misteri tersembunyi dalam film ini, dan dapatkan penafsiran makna film menurut versi kamu sendiri!

Komentar