Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar

5 Alasan Mengapa Sistem Barter Tidak Lagi Berlaku dalam Transaksi


Barter adalah suatu sistem transaksi di mana barang atau jasa ditukar dengan barang atau jasa lainnya tanpa menggunakan uang sebagai perantara.

Meskipun sistem barter telah menjadi bagian integral dalam sejarah manusia, ada beberapa alasan mengapa sistem barter tidak lagi berlaku secara luas untuk transaksi di abad modern. Penasaran kenapa? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

1. Tidak Praktis

Dalam era ekonomi modern yang kompleks, kebutuhan akan berbagai jenis barang dan jasa semakin beragam. Sistem barter mempersulit proses perdagangan karena sulit untuk menemukan pasangan orang yang saling membutuhkan suatu barang atau jasa tertentu.

Misalnya, Ana adalah produsen kerajinan tangan yang memproduksi barang-barang seperti mangkuk dan gelas keramik. Suatu hari, Ana membutuhkan jasa perbaikan atap. Pastinya sulit untuk mencari penyedia jasa perbaikan atap yang kebetulan bersedia dibayar dengan kerajinan tangan, bukan?

Contoh lainnya adalah seorang petani lobak yang membutuhkan kayu untuk memperbaiki pagar rumahnya. Bayangkan bagaimana sulitnya menemukan penyedia kayu yang bersedia dibayar dengan beberapa kilo lobak. Pasti persentasenya kecil untuk mendapatkan pasangan orang yang kebetulan saling membutuhkan.

2. Kesulitan Menentukan Nilai Tukar

Dalam sistem barter, menentukan nilai tukar pada barang dan jasa bisa menjadi rumit. Setiap barang dan jasa memiliki nilai yang relatif tergantung pada kebutuhan dan preferensi individu.

Tanpa adanya standar nilai universal, menentukan proporsi yang adil dalam pertukaran akan sulit. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam transaksi. Jika seorang petani sayur ingin membeli sepeda motor, bagaimana menentukan kuantitas sayur yang setara dengan 1 unit sepeda motor? 

3. Skala Transaksi Terbatas

Sistem barter tidak efisien untuk transaksi dalam skala besar. Sistem barter menjadi tidak efisien untuk transaksi dalam skala besar karena memerlukan waktu, usaha, dan koordinasi yang besar untuk mencapai kesepakatan dengan banyak pihak.

Untuk transaksi skala kecil saja biasanya orang cenderung melakukan negosiasi, apalagi transaksi skala besar. Negosiasi akan menjadi lebih rumit karena tidak ada standar nilai tukar yang universal.
10 kg apel mungkin senilai dengan 1 kg semangka di Banten, tetapi mungkin hanya bernilai 0,25 kg semangka jika di Jakarta. 

Kita akan sulit mengekspansi bisnis karena ketiadaan standar nilai tukar yang universal atau berlaku di seluruh daerah.

4. Ketidakpraktisan dalam Pembayaran Utang

Dalam sistem ekonomi modern, utang dan pembayaran kredit merupakan komponen penting. Sistem barter tidak efektif untuk menangani transaksi utang karena sulitnya menentukan bagaimana utang tersebut akan dibayar kembali.

Bayangkan seorang petani yang membutuhkan perbaikan pada gudang penyimpanannya. Dia meminta jasa seorang tukang kayu untuk memperbaiki gudang tersebut, dengan janji bahwa dia akan membayar tukang kayu tersebut dengan sejumlah hasil panennya di masa depan. 

Namun, pada saat perjanjian itu dibuat, nilai hasil panen dan pekerjaan tukang kayu sulit untuk dinyatakan dalam bentuk yang setara.

Misalnya, petani tersebut bisa menawarkan hasil panen berupa beras, gandum, dan sayuran sebagai pembayaran. Namun, nilai semua ini dapat berfluktuasi tergantung pada musim panen, permintaan pasar, dan faktor lainnya. 

Demikian pula, tukang kayu mungkin ingin dibayar dengan sejumlah porsi dari hasil panen yang berbeda-beda, seperti beberapa kilogram beras, beberapa kilogram gandum, dan sejumlah sayuran tertentu.

Ketika tiba waktu pembayaran di masa panen, sulit untuk menentukan apakah nilai hasil panen yang diberikan oleh petani setara dengan pekerjaan tukang kayu dalam perbaikan gudang. Apakah hasil panen yang diberikan cukup adil untuk nilai pekerjaan tukang kayu? Ataukah tukang kayu merasa bahwa pekerjaannya lebih berharga daripada hasil panen yang diterimanya?

Kesulitan menilai secara adil dan setara dalam pertukaran semacam ini adalah salah satu alasan mengapa sistem barter menjadi tidak efektif dalam menangani transaksi utang di era ekonomi modern. Di sinilah peran uang sebagai alat tukar yang memiliki nilai yang relatif stabil dan diterima secara luas sangatlah penting dalam memfasilitasi transaksi utang dan pembayaran kredit.

Meskipun demikian, uang sebagai alat transaksi universal juga memiliki kekurangan seperti menimbulkan inflasi dan juga rentan terhadap pengaruh eksternal seperti fluktuasi nilai tukar, kebijakan moneter, dan kondisi ekonomi global. 

Mungkin dalam beberapa kasus tertentu sistem barter bisa efektif jika digunakan, bagaimana menurutmu?

Komentar